Jumat, 27 Juli 2012

Critical review


Muhammad Ridho Rachman
Critical review
            Gerbatama ini ui! Adalah sebuah buletin yang cukup eksis keberadaannya di kampus. Buletin yang tidak berlebihan kalau disebut sebagai buletin yang paling ditunggu dan paling banyak dibaca oleh mahasiswa. Hal itu memang bisa saja terjadi karena sampai edisi yang ke-39 setiap disebar ke seluruh fakultas, Gerbatama selalu laris dibawa pulang oleh orang-orang yang ingin membaca dan mengoleksinya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mungkin alasan yang logisnya adalah bahwa di setiap edisinya selalu memberikan tema-tema yang menarik dan dalam penulisannya tidak berlebihan, bahasanya sesuai dengan minat pembacanya: mahasiswa.
            Selanjutnya, saya akan memberikan sedikit masukan, namun bukannya mengeritik seolah lebih mengerti dan tahu apa yang sebenarnya. Tapi, lebih karena sebuah tugas yang wajibkan kepada saya. Dari bentuk fisik: cover, fullcolour adalah pilihan yang baik untuk mengagambarkan kesan pertama yang menarik. Sebuah headline yang disuguhkan pastinya mengangkat isu ke-UI an yang menarik minat mahasiswa UI pada khususnya agar mereka tertarik untuk membacanya. Di cover belakang, saya sangat tertarik dengan info tentang Karang Bolong di edisi 38. Tidak terlalu kaku tentang UI terus, tapi bisa pengetahuan yang ada di sekitar kita, dan hiburan: tempat rekreasi semacam itu.
            Editorial yang membahas masalah kampus, yang tidak muluk dengan menyajikan masalah sekup nasional misalkan politik. Banyak sekali yang bisa digali dan terus berkembang fenomena-fenomena yang ada di kampus yang ditulis dengan bahasa yang santai dan mudah diterima. Mungkin tidak skeptis dan terlalu sentimen dengan setiap fenomena, memandang dari sudut yang obyektif terhadap suatu kejadian. Hadirnya surat pembaca dan terbuka terhadap tulisan teman-teman mahasiswa lain, yang memberikan kesan bahwa kata-kata “redaksi menerima tanggapan, saran,kritik… “ tidak sekedar ditampung, tapi juga dipublikasikan.
Adanya keorisinilan berita yang membuat menarik berita yang disuguhkan, tidak sekedar ikut-ikutan dengan media lain. Saya cukup merasakan itu dari berita-berita yang kabarkan Gerbatama, misalkan liputan khusus mengenai kebijakan baru di pintu masuk UI (edisi 38), dan mungkin yang tidak pernah saya dapatkan beritanya selain dari Gerbatama mengenai kiprah UI dalam ajang nasional ataupun internasional. Mungkin suatu kelebihan yang dimiliki SUMA sebagai satu-satunya UKM pers kampus sehingga mendapatkan privilege ataupun organisasinya yang sudah kian mapan sebagai pers kampus.
            Liputan-liputan kegiatan yang cukup menarik bagi mereka yang tidak menghadirinya, sehingga cukup tahu lah bagaimana jalannya kegiatan tersebut. Sedikit masukan dari saya, liputan yang cukup mendalam mengenai seseorang mahasiswa yang bisa dijadikan inspirator bagi lainnya karena kepandaiannya, kegigihannya, dan keberanian,  misalnya mapres UI yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sebenarnya sudah ada, tapi mungkin menurut saya belum terlalu menginspirasikan dan memotivasi kepada teman-teman lain untuk menggali potensi diri agar menjadi yang terbaik. Yang terakhir, riset yang dilakukan dari hasil survei dan sebagainya, lebih kreatif  dan inovatif lagi. Karena walau pun hanya sekedar pengumpulan data dari responden tapi cukup lah menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Semoga ke depannya, Gerbatama terus menjadi media pilihan pertama mahasiswa UI dengan terus belajar dan menjadi organisasi pers kampus yang profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar