Kamis, 06 September 2012

Habib Rizieq Syihab : Tidak Ada Perbedaan Tariqah FPI dan Adzikra


Habib Rizieq Syihab : Tidak Ada Perbedaan Tariqah FPI dan Adzikra

Minggu pagi tanggal 2 September 2012, Majelis Zikir Adzikra pimpinan Ust. M. Arifin Ilham kembali diselenggarakan di Masjid Istiqlal Jakarta, setelah lama tidak singgah masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Sebelum pembacaan zikir bersama dilaksanakan sebagaimana biasa, acara dimulai oleh tausiah Habib Rizieq, pimpinan pusat Laskar Pembela Islam.

Pada kesempatan ini beliau mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan tariqah (penunjuk jalan/cara : pen) antara Majelis Zikir Adzikra dengan lembaga dakwah yang dipimpinnya (Front Pembela Islam). Ia mengungkapkan bahwa keduanya sama-sama jalur dakwah yang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka baik majelis satu dengan majelis yang lainnya, semua saling mendukung demi menegakkan agama Islam.
Kemudian ia menjelaskan tentang jalur dakwah yang diajarkan sang Nabi SAW. "Nabi Muhammad SAW mensyiarkan Islam dengan cara-cara yang penuh kesantunan dan  kemuliaan. Inilah cara yang dipakai oleh sebagian majelis taklim, termasuk dengan Majelis Zikir Adzikra. Kemudian, Nabi SAW juga mengerjakan amar maruf wa nahi munkar demi menegakkan agama Allah. Inilah yang disebut dengan Hisbah. Cara Hisbah ini yang diterapkan Laskar Pembela Islam dalam menjunjung tinggi syariat Islam dan memerangi kemungkaran."

Habib Rizieq juga mengiaskan dua macam perjuangan dakwah ini, pertama seumpama petani yang bekerja terus menanam bibit. Namun petani ini akan mengalami kesulitan ketika gangguan hama datang menyerang. Petani ini merupakan gambaran dari perjuangan dakwah yang penuh dengan kesantuan dan kemuliaan. Selanjutnya ia mengiaskan perjuangan yang dilakukan oleh FPI dan lainnya merupakan seruan dari Rasulullah SAW yang memerintahkan Hisbah laksana petani yang bertugas membasmi hama yang mengganggu lahan milik petani penanam bibit. Ia mengatakan bahwa "pastilah setiap manusia mempunyai kelemahan dan kekurangan. Dalam hal ini, setiap dai yang menyerukan Islam dengan penuh kesantuan dan kelembutan, belum tentu mampu mengerjakan nahi munkar. Namun, semua dai berkeyakinan bahwa kemaksiatan mesti dihilangkan tidak hanya dengan seruan semata. Oleh karenanya, tugas-tugas ini diserahkan kepada para petani pembasmi hama yakni FPI yang bergerak dalam menyeru Hisbah dalam setiap kemungkaran. Tentu pula FPI mesti bersikap santun dan penuh dengan kelembutan ketika mensyiarkan Islam dalam cara seperti Majelis Adzikra lakukan."

Di akhir penyampaiannya, ia mengajak kepada para dai, aktivis Islam, dan seluruh jamaah untuk menyinergikan berbagai potensi yang dimiliki. Tidak ada perbedaan dalam tariqah antara FPI dan Adzikra. Semua demi kewajiban satu, menyebarkan ajaran Islam seluas-luasnya dan menegakkan sekuat-kuatnya syariat yang diajarkan oleh Nabi SAW. R*D